Tag: Sulawesi Selatan

Kebun Raya Kendari, Wisata Edukasi Favorit dengan Koleksi Flora dan Fauna

wisatasulawesi.com – Indonesia mempunyai banyak keberagaman budaya dan keelokan alamnya. Keberagaman ini bisa diketemukan pada tiap kota di Indonesia, satu diantaranya Kendari. Kota ini mempunyai sebuah tarian ciri khas namanya Lulo. Tarian ini benar-benar populer, bahkan juga Kendari dipanggil Kota Lulo. Rupanya tidak cuma hanya itu, Kendari dilirik oleh pelancong karena mempunyai kebun raya yang namanya Kebun Raya Kendari.

Untuk pelancong wisatawan yang menyenangi berekreasi ke alam bebas, kebun raya ini sebagai opsi yang akurat. Tak perlu jauh ke luar negeri untuk rasakan damainya ada di kebun raya. Pelancong dapat memperolehnya di Kendari. Di sini pelancong akan dimanja dengan bermacam tipe flora atau fauna yang menempati kebun raya.

Panorama yang disuguhi oleh Kebun Raya mendatangkan situasi sejuk pohon-pohonan rimbun dan beragam fauna yang bisa secara mudah dijumpai di sini. Dengan situasi yang sejuk ditambahkan sahut-sahutan hewan membuat pengunjung yang berasa kerasan lama-lama di sini. Benar-benar direferensikan sebagai tempat wisata keluarga karena kebun raya ini pas untuk anak-anak.

Daya Ambil yang Dipunyai Kebun Raya Kendari

Pengunjung yang tiba ke sini bukan hanya datang dari dalam wilayah Kendari saja, tapi ada juga pelancong yang dari luar wilayah. Dengan semua daya magnet yang dipunyainya, patut saja jika kebun raya ini selalu didatangi oleh pelancong dari beragam wilayah.

1. Mempunyai Keberagaman Flora dan Fauna

Bila mengulas berkenaan keberagaman flora dan fauna, kebun raya satu ini tak perlu disangsikan kembali koleksinya. Banyak macam flora atau fauna yang menempati kebun raya ini. Seperti Burung Gelatik, Rangkong, Mandar dan Makaka ada di sini. Tidak cuma hanya itu, sekitar 38 spesies tumbuhan kayu juga tumbuh secara lebat di sini,

Bermacam flora dan fauna eksotik ciri khas Sulawesi Tenggara bisa pelancong dapatkan di sini. Di sini ada taman flora dalam jumlah 7 ribu koleksi yang terbentang di tanah selebar 22 hektar. Wah, patut saja jika kebun raya ini jadi tempat favorite wisata keluarga. Semua tipe koleksi itu disiapkan selengkapnya oleh Instansi Pengetahuan Pengetahuan Indonesia (LIPI).

2. Ada Pelintasan Sungai

Daya magnet seterusnya dari kebun raya ini ialah ada pelintasan sungai. Kehadiran pelintasan sungai yang mengucur di sini sebagai satu hal khusus yang cuma dipunyai oleh Kebun Raya Kendari. Ada saluran sungai kecil yang mengucur makin menambahkan keasrian dari kebun raya. Benar-benar sayang bila melewati objek rekreasi penuh faedah ini.

Baca Juga : Pesona Kolam Makale Sembari Kulineran di Toraja

Saluran sungai yang mengucur muncul karena lokasinya yang ada di lembah pegunungan hingga tidaklah aneh jika banyak mata air yang menyalurkan air ke arah objek rekreasi. Pelintasan sungai kecil yang mengucur dijepit oleh bermacam pohon-pohonan yang seolah memberikan nilai lebih keelokannya . Maka, bukan satu hal yang mengejutkan bila banyak pelancong kerasan lama-lama di sini.

3. Terdapatnya Camping Ground

Daya magnet yang lain dari kebun raya ini adalah terdapatnya camping ground . Maka, tidak cuma keanekaragaman flora fauna dan saluran sungainya saja yang dilirik oleh calon pengunjung, ada camping ground yang ada juga ikut jadi daya magnet dari kebun raya ini. Sering pelancong manfaatkan tempat ini untuk aktivitas camping.

Tempat camping ground ini berdiri di atas tanah yang luas. Hingga pelancong dapat rasakan camping betulan didampingi bermacam tipe flora dan fauna. Sahutan flora plus tambahan sepoi-sepoi angin yang diusung oleh daun daun dari pohon-pohonan dan suara recikan saluran sungai jadikan kebun raya ini sebagai tempat terbaik untuk camping.

Alamat dan Jalur Ke arah Lokasi Kebun Raya Kendari

Kebun Raya terhitung objek rekreasi alam yang cukup digemari baik yang ingin rasakan keelokan kebunnya atau pelancong yang lakukan penelitian. Bahkan juga setiap minggunya terdaftar ada lebih dari 2.000 lawatan. Lokasi kebun raya ini ada 14,4 km dari pusat Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Akses jalan ke arah lokasi telah termasuk gampang, ingat tempatnya yang tidak jauh dari pusat perkotaan.

Waktu pintas yang dibutuhkan untuk berkunjung objek rekreasi ini lebih kurang 30 menit dari pusat Kota Kendari memakai kendaraan memiliki roda empat. Tetapi, umumnya pada tanggal-tanggal berlibur sekolah atau cuti kerja, jalan ke arah lokasi sedikit ramai. Situasi sejuk dan alami yang disuguhi oleh kebun raya ini jadi factor jumlahnya pengunjung yang pilih berwisata di sini.

Pengunjung bisa mengawali perjalanan ke arah Jl. M.T. Haryono di Kendari selanjutnya belok arah ke kanan ke arah Jl. HEA Mokodompit. Setelah tiba di Jl. HEA Mokodompit, belok arah ke kiri lalu teruskan perjalanan sampai menjumpai bundaran. Selanjutnya ke arah Jl. Haluoleo. Belok arah ke kiri sampai hingga di lokasi rekreasi tujuan.

Objek rekreasi alam yang sejuk dengan menguasai warna hijau ini belum memasangkan biaya untuk pengunjung yang akan mengunjunginya. Ini karena kebun raya ini masih jadi asset punya pemerintahan pusat Kendari. Maka dari itu, tidak ada kemampuan hukum yang menjadi dasar biaya masuk dari beberapa pelancong yang tiba.

Rupanya kebun raya sejuk ini belum memasangkan biaya untuk pengunjung . Maka, tidak ada kelirunya untuk Anda yang akan bertandang di sini. Selainnya gratis, Anda bisa juga memperoleh pembelajaran dari bermacam koleksi flora dan fauna di sini. Tidak itu saja, kondisi yang sejuk benar-benar pas jadi tempat wisata untuk keluarga. Memberikan kepuasan!

Aktivitas yang Menarik Dilaksanakan di Kebun Raya Kendari

1. Mendidik Diri dengan Bermacam Flora dan Fauna

Kebun raya ini dahulunya sebagai tempat penambangan batu dan pasir. Tidak itu saja, kebun raya yang asri ini dahulunya dipakai sebagai tempat penebangan kayu ilegal. Karena alasan tersebut yang membuat Kebun Raya Kendari digunakan sebagai tempat pelestarian untuk bermacam flora dan fauna di sini. Semenjak digunakan sebagai tempat pelestarian, kegiatan tidak terpuji awalnya telah menyusut.

Pada umumnya, kebun raya ini bukan hanya berperan sebagai tempat pelestarian tetapi tempat untuk bermacam riset. Kebun raya ini seringkali digunakan sebagai objek rekreasi wisata yang ramah untuk keluarga. Perannya yang digunakan sebagai tempat wisata keluarga didasarkan pada bermacam faedah baik dari sisi pendidikan yang dapat diperoleh bila berkunjung kebun raya.

2. Santai Didampingi Pelintasan Sungai

Kebun raya yang berada di Kendari ini, disahkan di tanggal 22 Oktober 2019 langsung oleh Gubernur Sulawesi Tenggara. Pohon-pohonan yang membubung tinggi didampingi irama sautan hewan keduanya, dan sejuknya udara bisa dijumpai dalam kebun raya ini. Disamping itu, kehadiran pelintasan sungai yang mengucur tenang di sini juga jadi kelebihan dari Kebun Raya

Bila pelancong berkunjung kebun raya, situasi yang serupa seperti rimba asli juga bisa berasa kental di sini. Bukan hanya situasinya yang menarik beberapa pengunjung, saluran sungai di sini juga makin menambahkan kenyamanan situasi. Tempatnya yang bersih dari sampah jadi nilai lebih dari kebun raya ini.

3. Camping di Tempat Camping Ground

Kebun raya satu ini termasuk unik karena di sini ada tempat camping ground. Tidak seperti kebun raya yang lain yang cuma mendatangkan bermacam hewan dan rimbunnya pohon-pohonan, kebun raya ini seolah ingin tampil berlainan dari lainnya. Karena ada tempat camping ground itu membuat lawatan pelancong makin bertambah.

Pengunjung dapat beraktivitas camping bersama komune camping atau keluarga. Tempat camping ground di sini ada di atas sebuah tempat yang luas. Pelancong ditanggung akan memperoleh pengalaman camping yang demikian mengagumkan. Situasi yang disuguhi membuat aktivitas camping di sini jadi membahagiakan.

Sarana yang Ada di Kebun Raya Kendari

Terletak yang tidak begitu jauh dari kota membuat sarana yang ada di objek rekreasi ini telah termasuk komplet. Meskipun lokasinya ada di lembah dan dijepit oleh pegunungan, pelancong tak perlu mencemaskan sarana yang kurang. Karena faksi pengurus kebun telah sediakan sarana yang oke untuk mendukung semua aktivitas pelancong yang tiba.

Kebun Raya yang membuka setiap hari dari jam tujuh pagi sampai lima sore hari ini sediakan sarana umum seperti objek rekreasi yang lain. Seperti misalnya toilet umum dan warung makan yang bisa pelancong gunakan untuk santai sambil melahap makanan. Di sini juga ada camping ground yang dapat digunakan pengunjung sebagai tempat camping.

Tidak itu saja, bermacam sarana berwujud bangunan juga diperkirakan akan dibuat di sini. Seperti gedung pusat pembelajaran, kantor riset, perpustakaan, ruangan eksibisi, gedung pelestarian, laboratorium sampai museum, taman tematik dan green house ada juga di sini. Wah, sebagai opsi yang pas bila Anda habiskan berlibur di sini.

Demikian banyak hal berkenaan Kebun Raya Kendari yang telah diringkas. Seolah tidak ada selesainya bila mengulas kelebihan kebun raya ini. Untuk Anda yang ada di Kendari tidak ada kelirunya mendatanginya. Selainnya memperoleh ketenangan dalam santai, pelancong juga bisa memperoleh pengetahuan berguna berkenaan flora dan fauna.

Sensasi Pedas Nasu Palekko, Bikin Keringatan

Wisata Sulawesi – Bagi Anda pecinta kuliner ekstra pedas, tak ada salahnya mencoba kuliner Sulawesi Selatan yang satu ini. Cita rasa dan sensasi pedasnya dijamin dapat menggoyangkan lidah dan membuat Anda mandi keringat.

Karena cita rasa dan sensasi pedasnya yang berbeda pada kuliner lainnya, membuat kuliner yang satu ini “sangat diburu” oleh penikmat kuliner yang ekstra pedas.

Nama kuliner khas Sulawesi Selatan ini, berasal dari bahasa bugis yang terdiri dari dua kata yaitu nasu dan palekko. Nasu berarti masak, sedangkan palekko berarti panci.

Cara memasaknya juga terbilang unik, serta punya rasa khas tersendiri dan dijamin dapat membuat Anda ketagihan.

Namanya memang tak setenar dengan coto Makassar dan sop konro, namun cita rasanya mampu ”bertanding” dengan kuliner tersebut.

Itik, merupakan bahan baku utama dari masakan nasu palekko. Karena banyaknya peminat terhadap kuliner ini, terkadang pemilik rumah makan memotong sekitar 125 hingga 150 ekor itik perharinya dan semuanya habis terjual. Wah, Anda pasti sudah bisa membayangkan warung tersebut tidak pernah sepi pengunjung dan memiliki beberapa karyawan yang selalu sibuk menyediakan pesanan.

Mungkin Anda penasaran untuk mencicipi kuliner nasu palekko, tak perlu bingung dan dimana dapat menikmatinya. Ya, kuliner tersebut sangat mudah ditemui di beberapa Kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan. Seperti Kabupaten Sidrap, Pangkajene serta Kabupaten Wajo. Anda tinggal bertandang kesana karena para pemilik warung dengan setia selalu menunggu kedatangan Anda.

Sementara rumah makan atau warung yang menyajikan nasu palekko dapat Anda ketahui dengan melihat bagian depannya. Pasalnya, jika di bagian depan terdapat kandang itik, hampir dipastikan jika rumah makan tersebut menyajikan nasu palekko. Bahkan, Anda pun dapat melihat langsung pengolahan mulai dari pemotongan hingga menjadi masakan yang lezat dengan cita rasa tersendiri.

Baca Juga : Sup Konro Kuliner Khas Sulawesi Yang Bikin Ketagihan

Bahkan, beberapa pemilik warung atau rumah makan yang menyediakan kuliner nasu palekko ini, mengaku bahwa terkadang pengunjung di warungnya berasal dari berbagai daerah dibelahan Nusantara, hanya untuk menikmati kuliner khas Sulawesi Selatan itu.

“Menu wajib”

Sementara itu, Nasu palekko tak hanya bisa ditemukan dirumah makan saja, akan tapi kuliner ini juga sering disajikan dirumah warga. Bahkan menjadi menu wajib ketika ada acara hajatan maupun pesta pernikahan di daerah tersebut. Karena nasu palekko, sudah menjadi masakan turun temurun dan sudah dikenal sejak ratusan tahun silam.

Soal gizi Anda tak perlu ragu. Karena daging itik kaya akan protein, mineral, vitamin dan mengandung omega 3 dan 6.

Bagi Anda yang memiliki hobi masak dan ingin membuat masakan nasu palekko, tak ada salahnya mencoba. Karena meskipun cara membutnya terlihat sangat mudah, namun dengan tehnik yang salah, dapat membuat daging itik menjadi amis dan alot. Serta proses pembuatannya juga membutuhkan kesabaran.

Berikut informasi mengenai resep dan cara membuatnya.

Bahan & cara membuat Nasu Palekko :

Bahan :

– 1 ekor itik (bagusnya itik muda),

– 10 siung bawang merah, haluskan

– cabe rawit secukupnya (sesuai selera), haluskan

– Segenggam asam jawa, rendam dengan air 200 ml

– 1 sendok makan merica bubuk

– 3 lembar daun salam

– 1 buah jeruk nipis

– 1 sendok teh kunyit bubuk

– 3 sendok makan minyak goreng

– Garam dan penyedap rasa secukupnya

Cara membuatnya :

Bersihkan itik dengan cara dilumuri garam kasar dan perasan jeruk nipis. Gosok hingga kulit ari lepas. Kemudian cuci bersih dan bakar sebentar itik tersebut hingga kulitnya kesat. Pisahkan antara kulit dan dagingnya, Kemudian kulit dan daging itik dipotong-potong dalam ukuran kecil (sebesar dadu). Selanjutnya lumuri daging itik dengan setengah bagian air asam jawa, 1 sendok garam dan penyedap rasa secukupnya, remas-remas dan diamkan.

Panaskan wajan,sangrai kulit itik yang telah dipotong dalam ukuran kecil hingga minyaknya keluar, kemudian tambahkan minyak goreng dan gunakan api sedang. Kemudian masukkan potongan itik beserta bumbu rendamannya. Selanjutnya, masukkan sisa air asam, kunyit bubuk, cabai serta bawang merah yang telah dihaluskan. Aduk-aduk dan masak hingga airnya tinggal sedikit, kemudian tambahkan garam dan penyedap rasa.

Selamat, nasu palekko siap disantap di meja makan.

Mengenal Lebih Dekat Budaya Tana Toa, Kajang Bulukumba

Mengenal Lebih Dekat Budaya Tana Toa, Kajang Bulukumba – Suku Kajang adalah salah satu suku yang tinggal di pedalaman Kabupaten Bulukumba. Daerah tersebut dinamakan Tana Toa yang berarti tanah yang tertua. Hal itu dikarenakan kepercayan masyarakatnya yang meyakini daerah tersebut sebagai daerah tertua dan pertama kali diciptakan oleh Tuhan di muka bumi ini. Bagi mereka, daerah ini dianggap sebagai tanah warisan leluhur.

Setiap hari, Masyarakat adat kajang menggunakan bahasa konjo sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa konjo termasuk bahasa Makassar yang berkembang dalam satu komunitas masyarakat. Pada umumnya masyarakat Desa Tana toa, tidak pernah merasakan bangku pendidikan secara formal. Maka tak heran, sangat sulit ditemukan masyarakat di kawasan ini yang mampu berbahasa Indonesia.

Meski demikian, suku Kajang mempunyai struktur kelembagaan. Bahkan, semua individu yang mendapat posisi dalam struktur tersebut, melaksanakan amanah secara jujur, tegas dan konsisten. Mereka paham arti tugas dan tanggung jawab. Pemimpin mereka disebut Ammatoa, pelajaran mereka dapatkan dari alam sekitar.

Ketika Ammatoa meninggal, maka pemimpin adat berikutnya akan dipilih setelah tiga tahun lamanya. Para calon Ammatoa dikumpulkan, kemudian seekor ayam dilepaskan. Ketika ayam tersebut hinggap pada salah seorang calon, maka dialah yang menjadi pemimpin adat berikutnya.

Dalam hal perkawinan, masyarakat Tana Toa harus kawin dengan sesama masyarakat kawasan tersebut. Jika tidak, dia harus meninggalkan kawasan adat.

Masyarakat Tana Toa Kajang juga dicirikan dengan pakaiannya yang serba hitam. Menurut mereka, pakaian hitam tersebut memiliki makna kebersahajaan, kesederhanaan, kesamaan atau kesetaraan seluruh masyarakatnya. Selain itu, pakaian hitam juga dimaksudkan agar mereka selalu ingat akan kematian atau dunia akhir.

Makna kesetaraan tidak hanya dapat dilihat dari cara mereka berpakaian, akan tetapi juga dari bentuk bangunan rumah yang ada di kawasan ini. Semua model, ukuran serta warnanya terkesan seragam, beratap rumbia serta berdinding papan. Kecuali rumah Ammatoa yang dindingnya menggunakan bambu. Di sekitar rumah Ammatoa tersebut, semua pemukiman Warga menghadap kearah kiblat.

Di kawasan ini, pengunjung tidak akan menemukan satu rumah pun yang berdinding tembok. apalagi bangunan yang memiliki berbagai model seperti bangunan mewah yang sering kita lihat . didalam rumah, tak satupun barang elektonik. modernitas dianggapnya sebagai pengaruh buruk yang dapat menjauhkan mereka dengan alam dan para leluhur.

Masyarakat Tana Toa percaya bahwa bumi ini adalah warisan nenek moyang yang berkualitas dan seimbang. Oleh karena itu, anak cucunya harus mendapatkan warisan tersebut dengan kualitas yang sama persis.

Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, masyarakat adat memegang teguh ajaran leluhur yang disebutpasang ri kajang yang berarti pesan di kajang. Ajaran pasang itu, dinilai ampuh dalam melestarikan hutan.
Selaku pemimpin adat, Ammatoa membagi hutan dalam tiga bagian. Yaitu, hutan keramat “hutan karamaka”, hutan perbatasan “hutan batasayya” serta hutan rakyat “hutan laura”.

Baca Juga: Pantai Nambo

Hutan keramat diakui sebagai hutan pusaka dan dijadikan kawasan hutan larangan untuk semua aktifitas, kecuali kegiatan ritual. Hutan ini sangat dilindungi, mereka meyakini kawasan ini sebagai tempat turunnya manusia terdahulu yang juga lenyap di tempat tersebut. Masyarakat juga yakin, hutan ini tempai naik turunnya arwah dari bumi kelangit.

Apabila terjadi pelanggaran terhadap peraturan hutan yang seluas 317,4 hektar ini, maka akan dikenakan denda Rp.1.200.000 di tambah dengan sehelai kain putih serta mengembalikan barang yang telah diambil dari daerah tersebut.

Hutan perbatasan merupakan hutan yang bisa ditebang beberapa jenis kayunya, akan tetapi harus dengan izinAmmatoa dan kayu yang diambil dari kawasan itu hanya untuk membangun fasilitas umum, serta untuk rumah bagi komunitas Ammatoa yang tidak mampu.

Selain demikian, sebelum melakukan penebangan pohon, orang tersebut diwajibkan melakukan penanaman sebagai penggantinya. Ketika sudah tumbuh subur, penebangan baru akan dilakukan dengan menggunakan alat tradisional serta mengangkatnya secara gotong royong keluar dari areal hutan.

Nah, apabila seorang menebang kayu di kawasan ini tanpa izin, maka dikenakan denda 800 ribu rupiah. Dan ketika terjadi kelalaian yang menyebabkan kerusakan hutan, dikenakan denda 400 ribu rupiah. Kedua denda tersebut dilengkapi dengan sehelai kain putih.

Yang terakhir adalah hutan rakyat, meskipun hutan ini dikuasai dan di kelola oleh rakyat. Tapi hukum adat masih tetap berlaku. Denda atas pelanggaran di kawasan ini sama dengan denda hutan perbatasan.

Selain sanksi denda, orang yang melakukan pelanggaran tersebut juga dikenakan hukum adat berupa pengucilan. Yang lebih parahnya lagi, pengucilan tersebut berlaku bagi semua keluarga sampai generasi ketujuh.

Selanjutnya, ada dua bentuk ritual yang dijalankan oleh suku kajang apabila terjadi kasus pencurian, yaitu tunu panroli dan tunu passau.

Tunu panroli yaitu mencari pelaku pencurian dengan cara seluru masyarakat memegang linggis yang membara setelah dibakar. Masyarakat yang tidak bersalah, tidak akan merasakan panasnya linggis tersebut.

Tapi, apabila sang pencuri melarikan diri, maka dilakukanlah tunu Passau yaitu Ammatoa membakar kemenyan sambil membaca mantra yang dikirmkan kepada pelaku agar jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia secara tidak wajar.

Tiap akhir tahun, masyarakat adat suku kajang melakukan ritual andingingi yang berarti mendinginkan. Ini merupakan salah satu bentuk kesyukuran mereka atas kemurahan alam dengan cara mendinginkannya. Waktu tersebut adalah saatnya alam untuk diistirahatkan setelah dikelolah dan dinikmati hasilnya selama satu tahun.

Baca Juga: 5 Air Terjun Favorit Dekat Kota Makassar

Luas Desa Tana Toa, 331,17 hektar dan terbagi menjadi dua yaitu suku Kajang luar dan Kajang dalam. Masyarakat Kajang luar, tersebar dan menetap di tujuh dusun. Sementara masyarakat Kajang dalam tinggal di satu dusun yaitu Benteng. Di dusun Benteng inilah, masyarakat Kajang secara keseluruhan melakukan segala ritual dan aktifitas yang berkaitan dengan adat istiadat.

Meski suku ini terbagi kedalam dua kelompok, akan tetapi tidak ada perbedaan diantara mereka. Semuanya berpegang teguh terhadap ajaran leluhur.

Lokasi

Secara geografis, suku Kajang berada di wilayah Desa Tana Toa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Sekitar 56 kilometer dari pusat kota Bulukumba.

Berkunjung ke Kabupaten Bulukumba, belum lengkap tanpa memasuki kawasan adat Tana Toa yang merupakan salah satu tempat wisata budaya Sulawesi. Mengunjungi peninggalan megalitik milik masyarakat kajang serta mempelajari kearifan dalam melestarikan budaya yang bertahan ratusan bahkan ribuan tahun itu.

Para pengunjung yang datang di daerah ini, harus mengikuti aturan adat yang berlaku. Tidak boleh menggunakan kendaraan modern, anda hanya boleh menunggangi kuda atau berjalan kaki. Pengunjungpun harus mengikuti khas pakaian adat kajang yang berwarna hitam itu.

Exit mobile version