Gunung Payung Ranoyapo – Gunung Payung Ranoyapo menjadi destinasi yang wajib dikunjungi pencinta alam di Minahasa Selatan. Bagaimana tidak, Anda akan diajak menuju puncak gunung dengan pemandangan alam mempesona. Sari puncak juga terlihat deretan pegunungan lain yang terlihat. Keindahan pesona alam demikian tak lain membuat destinasi ini menampilkan sensasi bak Negeri di Atas Awan.
Gunung dengan ketinggian 500 mdpl ini harus Anda taklukan dengan hati-hati. Hal itu tak terlepas dari perjalanan panjang yang harus pengunjung tempuh. Medan pun dikenal lumayan curam di tengah hutan. Adapun perjalanan tersebut akan terkesan seru menantang. Apalagi jika Anda hobi dalam berpetualang di alam yang masih asri menyegarkan.
Rasa lelah perjalanan wisatawan akan segera terobati setelah melihat pemandangan alam yang disajikan. Dari atas puncak Gunung Payung terlihat pepohonan rindang masih banyak tumbuh. Semilir angin pun amat terasa. Tak ayal nuansa sejuk menyegarkan begitu terasa di badan. Rasa penat akibat aktivitas sehari-hari pun kian terlupakan.
Pasalnya, akses untuk menuju tempat satu ini agak sulit untuk dijangkau. Bagi wisatawan yang ingin melihat indahnya negeri di atas awan ini pun perlu untuk berjuang agar bisa mencapai puncak dengan berjalan kaki. Untuk itu, anda pun memerlukan fisik yang kuat untuk bisa berwisata di tempat satu ini. Akan tetapi, rasa lelah tersebut akan bisa terbayarkan dengan pemandangan alam yang sangat bagus tersebut.Berikut adalah informasi selengkapnya dari wisatasulawesi .
Daya Tarik
Dari atas puncak gunung yang berketinggian 500 MDPL ini, kamu bisa menyaksikan lanskap alam yang sangat indah dan makin terasa eksotis, manakala matahari pagi mulai menampakkan diri, langit berubah warna oranye, merah dan kuning. Sunrise disini sangat indah, itupun kalau kamu beruntung bisa menyaksikannya, karena biasanya sunrise tidak terlihat karena tertutup awan.Gumpalan awan itu akan terlihat mulai pukul 05.00 wita sampai pukul 09.00 wita. Dari atas gunung ini juga dari kejauhan bisa terlihat Gunung Lokon, Gunung Soputan, Gunung Klabat serta Gunung Lolombulan. Di sini juga terdapat gubuk yang di buat oleh pemilik perkebunan yang menjajakan kopi, teh serta indomi bagi pengunjung, selain itu disediakan tempat untuk mendirikan tenda bagi wisatawan yang tidak ingin ketinggalan menyaksikan sunrise.
Konon katanya gunung payung ini dahulu pada masa perang Permesta, tentara-tentara atau pasukan gerilya menjadikan tempat ini sebagai tempat berlindung, itulah sebabnya mengapa tempat tersebut diberi nama Gunung Payung.