Sejarah Singkat Taman Nasional Bunaken

wisatasulawesi.com – Tidak komplet rasanya tidak mengenali sejumlah kecil dari Taman Nasional Bunaken yaitu sejarahnya. Keelokan yang dipunyai Taman Laut Bunaken ini tidak langsung diketemukan demikian saja. Tapi taman ini dahulunya jadi wilayah yang terasing. Karena di saat itu asih dalam periode orde baru yang belum beberapa waktu untuk berlibur. Cuma ada banyak orang yang menelusuri untuk betul-betul menyaksikan keelokan Indonesia.

Nampaklah beberapa penyelam yang berusaha untuk mempelajari keelokan dari Laut ini. Tapi, beberapa penyelam pun tidak langsung mulus menyelam demikian saja tetapi mereka mendapatkan instruksi dari beberapa nelayan. Masyarakat sekitaran terutamanya nelayan mengimbau tidak untuk menyelam dalam laut karena ada arwah jahat yang menempatinya.

Ini masih bersambung sampai tahun 1970an karena populer dengan elemen magic dan dogma mengenai arwah dan hantu, ada nelayan yang wafat karena menyelam. Peristiwa ini makin disambungkan karena ada kemampuan magic dalam laut. Tetapi, dari beberapa penyelam yang ingin mempelajari tidak mundur atau stop mengeksplor keelokan di bawah sana.

Mereka kembali menyelam dan mendapati yang disebutkan surga bawah laut. Beberapa penyelam memberikan narasi ke pemerintahan di tempat. Dari sini koordinir dilaksanakan dan tercipta Taman Nasional Bunaken yang sampai sekarang ini masih jadi surga dunia untuk beberapa pengunjung yang tiba darimanakah saja.

Lokasi Bunaken

Taman Nasional Bunaken terbentang di lokasi seluar 89.065 hektar. Lokasinya ini sebagian besar berbentuk lautan yang administratif berada di daerah kodya Manado dan Kabupaten Minahasa, Propinsi Sulawesi Utara.

Baca Juga : Mengintip Indahnya Pulau Mahoro Sulawesi Utara

Di taman nasional satu ini ada banyak pulau yang terkenal sebagai tujuan rekreasi seperti Pulau Bunaken, Pulau Montehage, Pulau Manado Tua, Pulau Nain, Pulau Nain Kecil, Siladen dan beberapa daerah Tanjung Pisok pesisir disebelah utara.

Disebelah selatan, Taman Bunaken ini bersebelahan dengan daerah Tanjung Kelapa Pesisir.

Aktivitas Manusia di Bunaken

Di daerah Taman Nasional Bunaken ada lebih kurang 22 dusun. Keseluruhan warga yang berada di dalamnya capai 35.000 jiwa.

Sebagian besar warga yang berada di daerah Bunaken ini mempunyai mata pencarian sebagai nelayan. Tetapi ada pula beberapa dari mereka yang profesinya sebagai petani.

Mereka menanam beragam tipe komoditas seperti kelapa, pisang, ubi jalar dan rumput laut. Rumput laut ini sebagai salah satunya komoditas export dari teritori Bunaken. Dan sejumlah kecil warga yang lain bekerja sebagai pemandu rekreasi.

Jumlah pengunjung Bunaken tiap tahunnya terus alami kenaikan. Paling akhir saja, jumlah pengunjung ke teritori taman nasional satu ini capai 50 ribu jiwa dengan sepertiga salah satunya sebagai wisatawan asing.

Cuaca dan Topografi

Daerah Taman Nasional Bunaken ini mempunyai cuaca yang dikuasai oleh angin muson barat. Seperti biasanya cuaca muson barat, sepanjang bulan November sampai Mei bisa terjadi angin laut dengan kemampuan yang lumayan besar. Tetapi kemampuannya masih termasuk aman untuk beberapa pelancong.

Curahan hujan di daerah Bunaken sedang saja, cuma sekitar di antara 2.000-3.000 mm /tahunnya. Adapun perbedaan hari hujan di sini yaitu 90 : 130.

Ini membuat kelembapan udara di Bunaken cukup nyaman dengan temperatur sekitar di antara 260 sampai 310 derajat Celcius. Berkenaan topografinya, Bunaken dikuasai oleh perairan yang agak miring, terjal dan rataan.

Disebelah utara ada sebuah gunung merapi yang tidak aktif berketinggian 400 mdpl, yaitu Gunung Manado Tua. Pesisir taman Bunaken ini dikitari oleh karang yang seperti benteng.