Sebagai etnis yang mempunyai berbagai suku, Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai setidaknya lima macam bangunan adat. Tiap-tiap bangunan mempunyai keunikan dan keindahannya sendiri sebagai energi tarik. Bangunan apa saja kah itu? Yuk, simak daftar rumah adat Sulawesi Selatan berikut ini!

Bangunan Adat Khas Sulawesi

Bangunan adat di Sulawesi kebanyakan adalah rumah pentas dengan ketinggian optimal tiga meter. Tak cuma itu, atapnya mempunyai desain yang amat khas dengan wujud runcing dan berpuncak. Inilah yang membikin tampilan bangunan terkesan eksotis dan cantik di mata masyarakat. Setidaknya, ada lima macam bangunan adat yang tenar di provinsi satu ini.

Baca Juga : Mengenal Indahnya Kebudayaan Sulawesi Selatan

Berikut info daftar lengkap mengenai rumah adat Sulawesi Selatan yang menarik untuk disimak.

Rumah Adat Sulawesi Selatan

1. Rumah Adat Balla Suku Makassar

Rumah adat Sulawesi Selatan yang pertama ialah Balla, hunian milik suku Makassar. Bangunan ini berdiri tiga meter dari tanah dan ditopang mengaplikasikan lima kayu penopang ke arah belakang serta lima kayu penopang ke arah samping. Atap rumah berbentuk pelana bersudut lancip yang menghadap ke bawah. Tiap di komponen puncak terdapat segitiga atau timbaksela bersusun tiga, karenanya pemiliknya ialah ningrat. Diperhatikan wisatasulawesi.com seandainya timbaksela di atap tak mempunyai susunan, ini menggambarkan penghuninya masyarakat umum. Struktur atap sendiri biasanya terbuat dari nipah, rumbia, bambu, ijuk, maupun jerami.

Berikut komponen-komponen rumah adat Balla di Makassar yang perlu kau tahu:

Dego-dego, komponen ini adalah ruangan kecil semacam selasar, yang berlokasi di komponen terluar rumah.
Kala Balla, ini ialah komponen tubuh rumah yang terdiri dari sebagian ruangan, lokasinya dari pintu masuk sampai komponen belakang.
Paddaserang Dallekang, ruang tetamu yang berlokasi sesudah pintu masuk.
Paddaserang Tangnga, ruang tengah atau ruang keluarga yang bersifat terbatas, cuma bagi member keluarga saja.
Paddaserang Riboko, ruang belakang dimana ada kamar yang diperuntukkan bagi buah hati perempuan yang masih gadis.
Balla Pallu, komponen dapur yang berlokasi di belakang rumah, posisinya lebih rendah dari ruangan lainnya.
Pammakkang, berlokasi di bawah atap, sama dengan loteng.
Siring, gudang yang berlokasi di komponen bawah rumah.

2. Rumah Adat Suku Bugis

Tiap-tiap besi dan kayu yang diaplikasikan akan disusun secara khusus sehingga tak perlu disambung. Rumah adat bugis sendiri terbagi menjadi dua, adalah rumah soraja untuk kalangan ningrat dan bola untuk kalangan umum.
Keduanya terdiri dari tiga komponen utama yang terbagi menjadi:

Rakkaeng, untuk menaruh benda pusaka, perhiasan, ataupun bahan makanan
Bola atau kalle bala, ruang khusus seperti ruang tetamu, ruang tidur, ataupun dapur
Awasao atau passiringan, untuk menaruh alat pertanian ataupun binatang ternak

3. Rumah Adat Suku Luwuk

Rumah adat Sulawesi Selatan selanjutnya ialah milik suku Luwuk. Bangunannya dijadikan dengan 88 tiang berbahan utama kayu dan dulunya adalah rumah Raja Luwu. dari desainnya, rumah ini menonjol seperti rumah pentas berbentuk persegi empat dan dikelilingi jendela dan pintu berukuran sama. Kemudian di komponen atasnya ada tiga sampai lima puncak atau bubungan sebagai penanda kasta pemilik hunian.
depan yang disebut tudang sipulung untuk mendapatkan tetamu.
Are tengan sebagai daerah privat atau pribadi keluarga dan kamar.
belakang rumah yang ukurannya lebih kecil dibanding ruangan lain.
Pada sebagian komponen rumah terdapat ornament ukiran prengreng yang mempunyai arti: “hidup tidak pernah putus”.

4. Rumah Adat Tongkonan Milik Suku Toraja di Sulawesi Selatan

Rumah adat Sulawesi Selatan selanjutnya adalah milik suku Toraja dan diketahui dengan nama Tongkonan. Tongkonan berdiri di atas tumpukan kayu dengan ukiran warna merah, hitam, dan kuning. Bangunan ini melambangkan relasi dengan leluhur, sehingga diaplikasikan sebagai sentra spiritual. rumah pentas dari kayu, dengan tiga komponen utama adalah ulu banua (atap), kalle banua (badan rumah), dan suluk banua (kaki rumah)

Ada tiga macam Tongkonan yang diketahui masyarakat, adalah:

Tongkonan layuk, daerah kekuasaan tertinggi, dimana semua hal berhubungan dengan pemerintahan terjadi.
Tongkonan pekanberan (pekaindoran), dimiliki oleh member keluarga yang memiliki kedudukan dalam adat.
Tongkonan batu, bangunan ini diaplikasikan oleh warga umum masyarakat Toraja.

5. Rumah Adat Boyang Milik Suku Mandar
Terakhir ada rumah adat boyang milik suku Mandar di Sulawesi Selatan.

Bangunan ini adalah rumah pentas yang disangga dengan tiang penopang. Uniknya tiang-tiang hal yang demikian cuma ditumpangkan ke batu datar, bukan ditanam ke dalam tanah. Sebagai jalan masuk penghuni ada tangga di komponen depan dan belakang rumah dengan buah hati tangga berjumlah ganjil. Salah satu hal yang menjadi energi tarik bangunan ialah dinding rumah yang diukir dengan motif khas suku Mandar.

Sementara macam bangunannya sendiri terbagi menjadi:

Boyang Adaq untuk hunian para ningrat, di atapnya ada penutup bubungan sebagai penanda derajat kebangsawanan
Boyang Beasa untuk hunian masyarakat umum suku Mandar