Jika di pandang sekilas, makanan Kabuto ini mirip dengan makanan gathot dari Jawa yang terletak di wilayah Gunung kidul, Yogyakarta. Makanan gathot dari jawa dengan Kabuto dari Sulawesi Tenggara ini memiliki sedikit kesamaan antara keduanya. Letak kesamaanya adalah sama-sama berbahan dasar ketela pohon (singkong) atau ubi kayu yang telah kering dan kemudian baru dimasak wisatasulawesi.com.
Mengenal Makanan Bernama Kabuto
Perbedaan antara keduanya adalah dari sisi bahan pelengkapnya. Gathot bahan pelengkapnya adalah dengan memberinya campuran parutan kelapa dan garam untuk memberikan rasa asin atau bila menginginkan sedikit rasa manis bisa memberikan campuran gula merah. Namun, Kabuto sedikit berbeda yaitu selain memberikan campuran parutan kelapa juga memberikan tambahan campuran ikan asin goreng.
Baca Juga : Mengintip Kisah Sang Putri Berubah Jadi Batu, di Goa Mampu Bone
Makanan Khas Daerah Pesisir Sulawesi Tenggara
Kabuto ini sejak zaman dahulu sudah menjadi makanan pokok masyarakat Muna, Sulawesi Tengggara, sebagai makanan pengganti nasi terutama mereka yang tinggal di daerah pesisir pantai. Jika masa paceklik tiba, Kabuto sangat di butuhkan dan banyak di konsumsi oleh masyarakat di sana untuk penguat tubuh. Masyarakat Muna pesisir, tidak memiliki makanan pokok yang lain selain Kabuto ini karena tanaman padi sangat sulit tumbuh di wilayah mereka.
Sampai saat ini belum ada yang mengetahui mengapa makanan ini di juluki dengan nama Kabuto. Selain rasanya nikmat dan mengenyangkan, Kabuto juga dipercaya dapat mencegah penyakit maag. Untuk mencobanya Anda bisa datang langsung di kampung para nelayan di pesisir pantai Muna, Sulawesi Tenggara. Harganya pun juga sangat terjangkau sekitar Rp 5000 setiap porsinya lengkap dengan lauk ikan asinnya.