Menghabiskan masa liburan dengan mengunjungi destinasi wisata yang ada di Kota Manado memang terdengar menarik. Namun apakah Anda tahu, bahwa di kota ini terdapat destinasi wisata menarik dikunjungi karena menawarkan pengalaman berbeda dari wisata lainnya yang dikenal dengan nama Gunung Tumpa. Untuk mengenalnya lebih dalam, simak ulasan wisatasulawesi.com.
Menikmati Keindahan Kota Manado dari Ketinggian
Destinasi wisata yang bernama Gunung Tumpa ini berlokasi di Kota Manado, Sulawesi Utara. Memiliki ketinggian 750 meter di atas permukaan air laut, gunung ini pun menawarkan pemandangan yang indah dan pesona tersendiri. Meski termasuk ke dalam gunung dengan ukuran yang cukup rendah, namun gunung ini sering digunakan sebagai destinasi para pendaki pemula.
Bahkan banyak pula para pendaki ulung yang mampir ke destinasi ini untuk sekedar menikmati keindahannya. Gunung ini merupakan hutan lindung yang terdiri dari ribuan pepohonan yang didalamnya masih terdapat beragam flora dan fauna eksotis. Bahkan lokasi wisata ini pula ditumbuhi dengan pepohonan kelapa yang kabarnya merupakan perkebunan milik warga setempat.
Baca Juga : Sejarah Kampung Cina di Kota Manado
Berada di lokasi yang cukup strategis, sehingga membuat Gunung Tumpa menawarkan pemandangan berupa landscape kota Manado dari ketinggian. Disini pengunjung bisa menyaksikan deretan bangunan yang berada di kawasan Boulevard dan perbukitan yang memagari kota Manado pada bagian tengah dan selatan, sehingga nampak sangat indah.
Jika Anda melihat arah laut, mata Anda akan langsung tertuju ke berbagai pulau wisata yang berada di teluk Manado. Beragam pulau tersebut diantaranya yaitu Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage, hingga Pulau Lihaga yang berada di Minahasa Utara. Keseluruhan pulau tersebut akan nampak terapung di atas air yang membentengi teluk Manado tersebut.
Segala aktivitas di Gunung Tumpa ini bisa dilakukan kapanpun, bahkan tidak hanya pada saat siang hari saja karena destinasi wisata ini buka selama 24 jam. Banyak pengunjung yang berkunjung saat dini hari demi menyaksikan keindahan pemandangan matahari terbit dari gunung ini. Terkadang ada pula pengunjung yang datang sore hari untuk menikmati keindahan matahari tenggelam.
Selain dua waktu tersebut, banyak juga orang yang mengunjungi destinasi wisata ini saat malam hari untuk menyaksikan kilauan perkotaan serta keindahan dari bulan purnama. Di kawasan gunung yang ditetapkan sebagai hutan lindung di Manado ini pula terdapat bangunan bukit doa. Pada hari hari tertentu, Gunung Tumpa sering dijadikan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan wisata religi.
Pemandangan Gunung Tumpa yang Mempesona
Pada destinasi wisata ini terdapat dua spot pemandangan yang bisa dinikmati oleh para pengunjung. Pertama yaitu berada di puncak gunung yang menyajikan pemandangan berupa landscape kota Manado, serta keindahan matahari terbenam dan terbit. Kemudian pada spot kedua yang berada lebih ke bawah dan dekat dengan pos penjagaan petugas dari Dinas Kehutanan.
Di spot kedua ini wisatawan dapat menemukan sejumlah shelter yang kerap dijadikan sebagai lokasi mengambil foto instagenik. Bahkan di spot kedua ini pula terdapat tulisan Gunung Tumpa berukuran raksasa. Beragam shelter yang ada ternyata sengaja ditambahkan oleh pihak pengelola sendiri, dengan maksud agar pengunjung betah berkunjung kembali.
Gunung Tumpa, Spot Paralayang yang Menawan di Manado
Tak hanya menyuguhkan pemandangan yang indah, Gunung Tumpa juga dulunya mulai diperkenalkan sebagai lokasi sport tourism untuk olahraga paralayang yang didukung oleh Pemerintah Kota Manado. Bahkan destinasi wisata ini sering sekali digunakan sebagai tempat untuk berbagai event internasional olahraga paralayang, seperti Internasional Paragliding Accuracy World Cup.
Namun olahraga paragliding tersebut hanya ada di musim liburan saja atau saat weekend. Karakteristik yang dimiliki oleh gunung ini bisa dikategorikan cukup sulit, karena berada di cerukan berbentuk loyang dengan thermalnya atau panas bumi yang kuat. Selain itu, terdapat pula beberapa venturi kecil yang berasal dari berbagai perbukitan di sekitar gunung.
Adanya venturi tersebut membuat pilot paralayang mengalami kesulitan untuk melakukan landing di daratan. Bahkan beberapa pilot dunia pun mengakui bahwa flying side di Gunung Tumpa ini cukup sulit sehingga harus banyak latihan untuk bisa mengenal karakter yang dimilikinya. Justru dengan karakter tersebut menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk ditaklukan.
Disamping memiliki pemandangan yang sangat indah jika dilihat dari ketinggian, karakter pegunungan tersebut juga menjadi daya tarik yang disuguhkan oleh tempat ini untuk penikmat paralayang. Meski tergolong ekstrem, namun Gunung Tumpa ini masih cukup aman untuk pilot paralayang pemula karena memiliki dua lokasi landing.
Dua tempat landing tersebut berguna untuk pilot pemula jika tidak bisa mendarat di bawah, maka bisa melakukan landing di bagian atas yang telah tersedia. Perlu Anda ketahui juga bahwa flying side yang ada di tempat ini sudah memenuhi persyaratan dari FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) dan FAI (Federation Aeronautique Internationale).
Tempat Pengamatan Burung
Perlu Anda ketahui bahwa kawasan Gunung Tumpa ini merupakan tempat yang paling baik untuk melihat beragam jenis burung imigran yang biasanya pergi dari suatu tempat ke tempat lainnya. Momen tersebut biasanya ditunggu tunggu oleh para komunitas fotografi dan pecinta burung. Maka tak heran jika banyak pengunjung yang datang hanya untuk menyaksikan momen tersebut.
Bahkan Anda pula bisa melihat beragam jenis burung endemik seperti Wallacea Margaretta Christita. Jenis burung tersebut merupakan burung langka yang jarang sekali ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia. Suatu keajaiban ketika Anda berhasil menemukan keberadaannya, karena hewan bersayap tersebut kerap menunjukkan aksi menggemaskan.
Rute Perjalanan Menuju Gunung Tumpa
Gunung Tumpa berlokasi tepat di Kelurahan Tongkaina, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Untuk menjangkau destinasi wisata ini, para pengunjung bisa menempuhnya dengan kurun waktu 60 menit dari Zero Point menggunakan kendaraan pribadi roda empat. Namun jalan menuju ke puncaknya cukup menguji adrenalin pengunjung.
Sebab terdapat sejumlah tanjakan yang tinggi dan beberapa lembah yang cukup curam. Meski curam, namun lembah yang berada di sepanjang jalan menuju gunung ini tidaklah berbahaya. Kelelahan pengunjung akibat perjalanan yang ditempuhnya akan terbayar dengan lunas ketika menyaksikan keindahan panorama yang disuguhkan.
Jika Anda berasal dari luar daerah Manado, disarankan setelah sampai Bandara Sam Ratulangi langsung mencari penginapan terlebih dahulu. Anda bisa mengistirahatkan diri di tempat penginapan paling tidak 3 hingga 4 jam. Pengisian energi perlu dilakukan, karena Anda harus menempuh medan cukup ekstrim untuk bisa sampai di puncak Gunung Tumpa.
Perjalanan dari Bandara menuju ke lokasi gunung bisa ditempuh dengan kurun waktu kurang lebih 51 menit dan jaraknya sekitar 22,7 meter. Dari Bandara tersebut Anda bisa menempuhnya melalui Jalan Raya Manado hingga Wori. Anda juga bisa melalui jalur dari pusat kota Manado ke arah Kecamatan Bunaken melalui Jalan Raya Bailang hingga Tongkaina, dengan jarak tempuh sekitar 12 kilometer.